Thursday, January 27, 2011

Sayyidah Fatimah (Part 1)

Tulisan ini hasil aku translate ceramah Habib Abdurahman bin Muhammad Assegaf, murid Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. Berhubung ceramahnya bahasa Arab n aku gak pinter bahasa Arab, jadi mungkin banyak salah di sana-sini. Kalo ada yang kurang pas di isi tulisan ini dengan senang hati aku mau di kritik :D. Mudah-mudahan ada manfaatnya.

Sungguh jika bukan karena Tuhanku dan hak Thaaha (SAW) ayahmu (RA)
Tidak akan aku mendendangkan pujian kecuali untukmu

Belahan diri Al Musthofa (SAW) dan karenanya beliau RA pantas diberi kemuliaan secara menyeluruh
Dan Beliau SAW akan menjadi ridho dengan semua hal yang engkau (RA) ridhoi

Telah lama aku senantiasa berpikir tentang apa yang mungkin bisa aku berikan bagi istriku, anak-anak perempuanku, saudariku, dan pada saudariku muslimah dan pada umat Islam secara keseluruhan; sebagai hadiah. Lalu aku temukan bahwa sebaik-baik hadiah yang dapat aku berikan adalah mengingatkan mereka akan sejarah seseorang yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT dari seluruh wanita dengan As Siyaadah (Kekuasaan), dan dimuliakan dengan Ar Riyaadah (Kepemimpinan), dan Allah menjadikannya sebagai Qudwah (petunjuk) bagi seluruh wanita mu’minat dan muslimat hingga hari kiamat.

Dialah Az Zahra Al Batuul, belahan diri Rasul (SAW) yang diberi keutamaan oleh Allah dengan kedudukan yang sangat tinggi yaitu menjadi ibu dari orang yang mulia. Setiap kali aku membaca sejarahnya, dan mendengar kabar tentangnya, dan aku melewati suatu hal yang berhubungan dengan sejarahnya, maka akan hilang rasa gundah dalam hatiku, dan akan timbul rasa rindu dalam diriku. Maka ketika aku bersimpuh di tempat-tempat yang bersejarah dan berkaitan dengannya, maka meluaplah air mata ku, kemudian hatiku menjadi tenang, karena kisah-kisahnya adalah suatu hal yang agung, dan menceritakan adab-adab yang mulia, dan juga berhubungan dengan pokok agama dan jalan yang diajarkan oleh Rasul SAW.

Maka cukup bagi kita yang ingin melihat kemuliaan Sayyidah Fatimah Az Zahra dengan mengetahui: anak siapakah beliau, istri siapakah beliau, dan ibunda siapakah beliau; baginya keridhoan Allah SWT. Maka telah banyak sekali riwayat yang menceritakan tentang kemuliaannya. Diriwayatkan oleh Al Miswar bin Makhromah bahwa Rasul SAW bersabda, “Fatimah adalah bagian dari diriku. Barangsiapa yang membuatnya marah maka dia telah membuatku marah pula.” Kemudian di hadits yang lain “Sesungguhnya putriku Fatimah bagaikan bidadari karena dirinya tidak mengalami haid. Dan sesungguhnya aku memberinya nama Fatimah karena sesungguhnya Allah membebaskan dirinya dan orang yang MENCINTAINYA dari api neraka.” Dan Rasulullah SAW juga telah memberikan suatu kabar yang agung yang makin menunjukkan ketinggian kedudukannya (RA) “Sesungguhnya Allah ridho dengan yang engkau ridhoi dan Allah murka dengan yang engkau murkai.” Kemudian dari Abi Sa’id Al Khudzriy RA, Rasulullah SAW bersabda “Al Hasan dan Al Husain adalah pemimpin para pemuda di surga, dan Fatimah adalah pemimpin para wanitanya.” Dan dari Sayyidah Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Fatimah, apakah engkau ridho apabila engkau menjadi pemimpin seluruh wanita di dunia dan pemimpin seluruh wanita mukmin?” Dan di riwayat yang lain dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya ada malaikat dari langit yang tidak bisa mengunjungiku, kemudian dia meminta izin untuk menemuiku. Kemudian dia memberiku kabar gembira bahwa Fatimah adalah pemimpin wanita umatku.” Semoga keridhoan Allah selalu tercurah baginya.

Maka datanglah masa Kenabian dan Kerasulan kepada Muhammad SAW. Dan Rasulullah adalah orang pertama yang beriman dan memeluk agama Islam dari golongan lelaki. Allah menjadikan Sayyidah Khodijah binti Khuwailid sebagai pemeluk Islam pertama dari golongan wanita. Sejak saat itu, disyariatkan oleh Allah SWT bahwa dasar (pokok) segala kebaikan adalah dengan mengikuti Rasulullah SAW; dan itulah yang menjadi sebab turunnya kecintaan Allah SWT. Allah SWT berfirman, “Katakan hai Muhammad, jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah Aku (SAW) dan Allah akan mencintai kalian.” Maka para wanita akan bertanya tentang bagaimana cara mengikuti Nabi dalam beberapa urusan yang hanya dialami oleh para wanita. Atau bagaimana jika para wanita tidak mampu apabila diperintahkan untuk meniru beberapa hal yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Maka aku akan menjawab bahwasanya Allah SWT telah memuliakan para wanita dengan cara apabila mereka ingin meniru Nabi SAW maka yang perlu mereka tiru adalah “Belahan Diri” Rasulullah SAW (yaitu Sayyidah Fatimah). Karena Rasul telah berkata, “Fatimah adalah belahan diriku” yang maksudnya adalah sesungguhnya Fatimah adalah sebagian dari diri Rasulullah SAW dan tidak akan terpisah diri Sayyidah Fatimah dengan Rasulullah SAW. Maka apabila kaum wanita muslim meniru Sayyidah Fatimah, maka sungguh mereka telah termasuk golongan orang yang meniru sunnah Al Musthofa SAW dan mendapatkan bagian dari pahala yang besar tersebut.

Sayyidah Fatimah dilahirkan di dalam rumah yang agung di Makkah, rumah yang aman, rumah tempat segala kejujuran dan kebenaran. Ibunya adalah Khodijah bintu Khuwailid; seorang wanita yang terpandang, berakhlak mulia, dialah Sayyidah (pemimpin) di Makkah, mempunyai kedudukan yang mulia, dermawan, dikenal dengan keagungan dan kesuciannya. Sedangkan ayahnya, duhai siapakah dia. Dialah seseorang yang dikenal di kalangan Quraisy sebagai orang yang paling jujur. Dan beliau (SAW) juga dikenal sebagai Al Amin (yang menjaga amanah). Dan beliau juga dikenal sebagai pemuda yang paling berbakti dan paling sempurna di kalangan mereka. Wajah, perangai, akhlaq dan sifat-sifatnya. Semoga sholawat dari Allah selalu tercurah bagi beliau, keluarga beliau dan para sahabatnya.

Saudari-saudari Sayyidah Fatimah adalah Zainab, Ruqoyyah dan Umi Kaltsum. Di rumah inilah Fatimah Az Zahra lahir dan beliau adalah anak terakhir Rasulullah SAW dan Sayyidah Khodijah baik putra maupun putri. Beliau lahir 5 tahun sebelum diutusnya Muhammad SAW sebagai Rasul. Ada sebuah pertanda yang besar dari Allah SWT bahwa Allah tidak ingin melupakan kelahiran Fatimah RA begitu saja, yaitu dengan menjadikan hari lahir Fatimah bertepatan dengan saat dimana penduduk Makkah selesai membangun Ka’bah. Dan karena itulah dapat kita lihat disini suatu “skenario” yang indah dari Allah SWT bahwasanya dijadikan hari lahir Fatimah bertepatan dengan hari selesainya pembangunan Al Bait (Ka’bah). Karena sesungguhnya Fatimah adalah ibunda dari Ahlil Bait Nabi SAW. Maka telah dibangunlah Baitullah di tanah Haram (Makkah), dan inilah Fatimah putri Muhammad SAW diwujudkan di muka bumi. Telah berdiri tegak Baitullah yaitu Ka’bah, dan disaat itu pula Allah SWT mewujudkan Fatimah yang membawa keturunan Ahli Bait kenabian, semoga Allah meridhoi beliau dan mereka semua.

Maka bergembiralah Rasul SAW dengan kegembiraan yang luar biasa. Sayyidah Fatimah adalah anak perempuan keempat Rasulullah. Di masa itu, kaum arab membenci apabila mereka mempunyai anak perempuan. Hingga apabila salah seorang dari mereka mempunyai anak perempuan maka akan menghitam wajahnya dan berpaling dari kaumnya. Bahkan banyak dari mereka yang mengubur bayi perempuan itu hidup-hidup hingga meninggal dikarenakan kerasnya hati mereka. Sedangkan Nabi ini (SAW) yang hidup di jaman jahiliyyah, beliau (SAW) mendapatkan anak perempuan keempatnya dan beliau sangat bergembira akan hal itu. Sehingga beliau berkata pada Sayyidah Khodijah, “Wahai Khodijah, sesungguhnya putriku ini adalah manusia yang baik. Sesungguhnya putriku ini adalah manusia yang diberkahi.” Kemudian Rasulullah SAW menggendong dan memeluknya lalu menciumnya sehingga membuat Sayyidah Khodijah sangat bergembira.

Sayyidah Khodijah sangat mencintai sang putri dengan kecintaan yang luar biasa karena pada saat dilahirkannya Fatimah, Sayyidah Khodijah memandang Fatimah kemudian menengok ke arah Rasulullah SAW dan mendapati bahwa Fatimah adalah manusia yang paling mirip dengan Rasulullah SAW. Sayyidah Khodijah melihat bahwa kemiripan wajah Fatimah dengan Rasulullah adalah suatu pertanda dan isyarat keagungan dari Allah SWT sehingga menimbulkan kecintaan yang besar dari Sayyidah Khodijah pada Fatimah; semoga Allah meridhoi mereka sekalian.

Rumah Rasulullah SAW sebelum kenabian -yaitu tempat dilahirkan Fatimah- adalah rumah yang suci, penuh kemuliaan dan akhlaq. Berkata Sayyidah Khodijah pada Rasul SAW ketika turun wahyu kepada Beliau (SAW) yang mengakibatkan Beliau ketakutan dan mendatangi Sayyidah Khodijah, “Duhai Rasulallah, Allah tidak akan membuatmu takut selamanya. Sesungguhnya engkau selalu mengasihi orang yang tidak mampu, menolong yang tua, menyambung tali silaturahmi, dan selalu menolong jika ada musibah-musibah terjadi. Sungguh Allah tidak akan membuatmu takut selamanya.” Beliaulah (SAW) yang pada masa sebelum kenabian telah memiliki akhlaq yang begitu mulia seperti di atas. Dan Sayyidah Khodijah tidaklah mengetahui sesuatu di Makkah kecuali hal itu adalah suatu kebaikan. Beliau manusia yang suci, mulia, dermawan dan berakhlaq mulia. Maka putri-putri beliau berdua masuk ke dalam rumah tersebut akan mendapatkan didikan yang baik dengan akhlaq yang mulia dan adab yang baik dari kedua orang tua yang mulia ini.

Lahirlah Sayyidah Fatimah pada hari-hari tersebut. Sebagian ulama berkata bahwa seakan-akan Allah SWT mengkhususkan bagi beliau dengan dilahirkan pada saat itu supaya Fatimah dapat hidup dan tumbuh dan berada dalam nuansa nubuwwah sejak masa kecilnya. Beliau melewati masa muda dan tumbuh bersama Rasul SAW serta para pemuda dan pembesar Islam pada waktu itu sambil ikut menyebarkan ajaran Islam. Sayyidah Fatimah lah yang menemani dan menjadi sahabat terdekat Rasulullah SAW baik di masa kecilnya dan masa mudanya, sampai wafat Baginda SAW.

Dan ketika umur Fatimah mencapai 5 tahun, turunlah wahyu pada ayahnya (SAW). Dan beliau (RA) memperoleh suatu kemuliaan yang besar dengan menjadi anak seorang Rasul. Kemudian keadaan di rumah tersebut menjadi makin agung dan makin besar yang harus dihadapi. Allah memberikan kekhususan pada Fatimah dengan perhatian dari ayahnya (SAW)

Dan Rasulullah SAW sendiri telah menerangkan tentang banyaknya keutamaan Sayyidah Fatimah. Sampai pada pemilihan nama yang diberikan untuknya (RA). Dikatakan bahwa Allah SWT member ilham pada Rasulullah untuk menamai putrinya dengan nama Fatimah. Dari Imam Ali diriwayatkan bahwa Rasul berkata, “Sesungguhnya dia (RA) aku beri nama Fatimah karena Allah menjauhkan dan menutupinya dari api neraka” dan di riwayat lain ditambahkan “dan anak keturunannya serta orang-orang yang mencintai mereka”.

Beliau RA sangatlah dicintai dan disayangi, sangat terikat hati ayahnya SAW dan ibunya RA kepada beliau. Sayyidah Khodijah setiap kali memiliki anak maka akan selalu diserahkannya ke ibu-ibu susuan, sebagaimana sudah menjadi adat bangsa arab dan kaum quraisy pada masa itu. Namun tidak halnya Sayyidah Fatimah karena Sayyidah Khodijah sendirilah yang menyusuinya disebabkan oleh besarnya cinta Sayyidah Khodijah padanya dan karena kemiripan Sayyidah Fatimah pada Rasulullah dan juga disebabkan karena Fatimah adalah anak terakhir dari keturunan Sayyidah Khodijah. Maka karena itulah beliau RA memperoleh perhatian dan penjagaan khusus.

Demikianlah beliau Azzahra RA. Dikatakan bahwa beliau mendapat julukan Azzahra karena kulitnya yang putih bersih nan indah seperti warna bunga melati. Dikatakan pula bahwa warna kulit beliau RA adalah putih bersih kemerah-merahan. Disebutkan pula bahwa julukan Azzahra disebabkan karena beliau RA bercahaya dan menyinari penduduk langit sebagaimana bintang yang bercahaya dan menyinari penduduk bumi.

Beliau juga diberi julukan dengan Al Batuul dikarenakan beliau menggunakan seluruh waktunya untuk beribadah kepada Allah dan tidak pernah terputus (tambahan dikit: sayyidah Fatimah tidak pernah haid, jadi tidak pernah berhenti sholat karena udzur). Atau perkataan lain menyebutkan bahwa julukan Al Batuul dikarenakan beliau RA memiliki kedudukan tersendiri dari seluruh penduduk di zamannya sehingga tidak seorangpun dari golongan wanita yang mampu menyamai kemuliaan, kedudukan, keluhuran dan kebaikan Al Batuul RA.

Beliau RA memiliki banyak nama panggilan dan beberapa diantaranya adalah As Shiddiqoh (yang selalu membenarkan Rasulullah SAW), Al Mubarokah (yang diberkahi) At Thahirah, Az Zakiyah (yang suci), Ar Rodhiyah (yang selalu ridho), Al Mardhiyyah (yang diridhoi).

Dan juga beliau RA diberi julukan dengan “Ibu dari Ayahnya”. Mengapa? Dikatakan bahwa setelah wafat Sayyidah Khadijah RA maka Sayyidah Fatimah bangkit dan meninggalkan masa kecilnya untuk merawat Rasulullah SAW, mengurus segara keperluan beliau, berkhidmat (membantu) beliau siang dan malam, sampai hari-hari terakhir Rasulullah SAW tak henti-hentinya Sayyidah Fatimah menangani segala kebutuhan ayahnya SAW, sehingga diberilah julukan “Ibu dari Ayahnya”. Maka cukuplah bagi Sayyidah Fatimah dengan julukan tersebut menunjukkan kemuliaan dan ketinggian derajatnya, semoga Allah meridhoi beliau RA.

Beliau RA adalah manusia yang paling mirip dengan Rasulullah SAW. Ummul Mu’minin Sayyidah Aisyah RA berkata, “Tidak pernah aku melihat seorangpun yang menyerupai perbuatan, belas asih dan sifat lemah lembut Rasulullah pada segala keadaan kecuali pada Fatimah putri Rasulullah SAW”. Diceritakan bahwa jika Sayyidah Fatimah masuk ke tempat Rasulullah maka Rasulullah akan berdiri menyambutnya, menciumnya dan kemudian mendudukkan beliau RA di tempat Rasulullah duduk. Begitu pula jika Rasulullah masuk ke tempat Sayyidah Fatimah, maka beliau RA akan bangun menyambutnya, menciumnya, kemudian mendudukkan beliau SAW di tempat sayyidah Fatimah duduk.

Dari sahabat Anas bin Malik RA, “Tidak pernah ada seorangpun yang lebih mirip dengan Rasulullah SAW dari Hasan bin Ali dan Fatimah” semoga Allah meridhoi mereka. Sayyidah Aisyah RA juga berkata, “Tidak ada seorangpun yang lebih mirip dengan Rasulullah dalam cara bicara dan tutur katanya selain dari Fatimah.”

Sayyidah Fatimah RA adalah manusia yang paling indah wujudnya karena beliau adalah manusia yang paling mirip dengan manusia paling sempurna SAW.

Bersambung insya Allah :D. ini baru sekitar sepertiga ceramah Habib Abdurahman.
kritik dan koreksi boleh kok :D

Wednesday, January 12, 2011

Kabar yang Mengejutkan (Chapter Two)

"Selamat sore Mrs. Drew. Bagaimana pilek anda apakah sudah membaik?"
"Oh, terima kasih sekali dokter Albert. Sudah jauh membaik dibandingkan saat pertama kali aku kemari. Obat darimu memang paling cocok untukku."
"Syukurlah kalau begitu. Mungkin untuk menuntaskan penyakit Anda, saya perlu memberi Anda obat yang sama untuk dua hari lagi. Lalu akan saya tambah vitamin untuk membantu tubuh Anda menghadapi cuaca yang tidak bersahabat ini. Apakah ada keluhan yang lain?"
"Kurasa itu cukup dokter Albert. Terima kasih banyak."
"Baiklah Mrs. Drew. Selamat sore."

Keluarlah wanita pendek bertubuh gempal itu dari ruang praktek dokter Albert. Rambutnya yang ikal sudah berwarna putih merata dimakan usianya yang sudah menginjak 71 tahun. Mrs. Drew, pasien favorit seorang dokter muda yang bertugas di rumah sakit pemerintah di tengah kota Nantes yang bernama Albert. Usianya baru 30 tahun esok Desember. Namun prestasinya yang gemilang membuatnya memperoleh pekerjaan yang sekarang dijalaninya. Seorang dokter muda yang gagah dan tampan dengan mata berwarna bak buah anggur yang sangat indah sewajarnya menjadi impian wanita-wanita di sekitarnya, dan begitulah dokter Albert. Setiap kali ia berjalan dihadapan sekumpulan wanita maka mereka akan bertingkah seperti anak kecil yang mencari perhatian orang tuanya supaya dibelikan mainan. Dan setelah sang dokter berlalu maka mereka akan tertawa-tawa kecil nan nakal dibelakangnya.

Namun dokter Albert bukanlah orang yang terlena dengan itu semua. Dia tahu tak jauh dari tempat prakteknya ada seorang bidadari setia yang selalu menanti dan mengharap kehadirannya.

Jam di ruang praktek sudah menunjukkan waktu pukul lima lewat sepuluh menit; sepuluh menit dari waktu praktek dokter Albert. "Ah, penghujung hari. Waktu yang paling kusukai." gumam dokter Albert dalam hati. Segeralah ia merapikan berkas-berkas dan memasukkannya ke dalam tas kulit berwarna coklat hadiah dari sang kekasih yang selalu dibawanya setiap kali praktek. Stetoskop, pena, pengukur tekanan darah, dan beberapa lembar kertas lainnya tak lupa ditata di dalam tas itu. Saat dia sibuk dengan barang-barangnya, tiba-tiba perhatiannya teralih pada sebuah kertas kecil berwarna kekuningan seperti warna keju. Kertas itu hanya berisi beberapa kata pendek yang ditulis dengan pena warna biru. Tulisannya khas. Bulat rapat dan rapi. "Satu minggu tidaklah lama. Kutunggu dirimu disini. Dengan cinta, Anne." Sebuah note dari Anne yang dititipkan ke salah satu pegawai rumah sakit yang bertetangga dengannya untuk diberikan pada dokter Albert dua hari yang lalu. Satu minggu adalah waktu yang perlu dilalui sebelum Albert kembali ke Pornic dan bertemu Anne.

Teringat dirinya akan sebuah hadiah. Sebuah bola kaca berisi foto Albert dan Anne di ladang anggur tak jauh di pinggiran Pornic. Bola kaca itu berisi campuran larutan fosfor yang menyala dalam gelap dan dihiasi dengan butiran-butiran putih yang akan membentuk hujan salju jika digoyangkan. Bungkusnya diberi tulisan dengan glitter "Sebagaimana bola ini bercahaya dalam gelap, semoga hadiah ini selalu mampu menerangi hatimu". Satu minggu lagi, Albert.

Sepeda angin hitam mengkilat itu menjadi teman sehari-hari Albert di jalan. Apartemen Albert cukup dekat, hanya 20 menit dengan sepeda. Karena itulah dia tidak membeli mobil selain "Sepeda lebih sehat dan aku suka sensasi terpaan angin di wajahku" kata Albert jika ditanya tentang sepedanya. Sepeda itu pula yang menemani hari-harinya kuliah kedokteran dan menjadikannya seperti saat ini.

Sore hari saat para pekerja pulang dari tempat kerjanya masing-masing menjadikan jalanan Nantes cukup padat. Beberapa mobil di tengah jalan bak penguasa, sepeda-sepeda angin berlarian meliuk-liuk cepat seperti ular yang mencari mangsa, dan orang-orang yang berjalan kaki di sisi jalan dengan bayangan gedung-gedung tinggi sebagai payung mereka dari cahaya kekuningan matahari senja yang masih mampu menyusup di sela-sela. Berbagai jenis orang dengan berbagai kesibukan dapat ditemui di jalanan itu setiap sore. Diantaranya adalah pria gemuk kekar dengan kumis dan jenggot hitam lebat lengkap dengan helm merah menyala menandakan dirinya seorang pekerja konstruksi. Wanita pelayan restoran Italia yang berjalan dengan jaket abu-abu dan syal hitamnya. Dan seorang dokter muda bersepeda angin.

Sampailah Albert di suatu bangunan yang disebutnya "rumah" yaitu apartemen empat lantai yang dicat coklat dengan sebuah pintu besar. Di dalamnya ada ruang tamu kecil dengan beberapa kursi berlengan yang nyaman selain meja tempat penunggu apartemen itu. Ternyata salah satu kursi diduduki oleh seseorang yang dikenal Albert; Gael.

"Halo Gael. Bagaimana harimu?" sapa Albert.

"Ah Albert, kau tahu diriku benci cuaca seperti ini. Mungkin seharusnya aku pindah ke daerah yang lebih hangat. Lihat hidungku sudah merah strowberry seperti Bamby si rusa"

"Hahaha.. Ternyata penyakit musiman mu belum hilang juga, Gael. Baiklah aku akan kembali ke kamarku. Apakah kau mau mampir?"

"Oh tidak, tidak perlu. Di sini sudah cukup."

"Baiklah.. Sa-" sebelum Albert menyelesaikan kalimatnya, Gael tiba-tiba memotong kata-kata Albert.

"Begini Albert, maafkan aku. Aku mendapat kabar dari kepolisian distrik Pornic bahwa Anne kekasihmu ditemukan tewas di kamarnya. Dia sepertinya bunuh diri."

Bersambung :-D